Thesmartphone CMOS sensor is sensitive to radiation doses as low as 10 µGy/h, with a linear dose response and an angular dependence. The RadioactivityCounter app is limited in that it requires 4 O fotógrafo e profissional de animação Raymond Sirí criou dois vídeos para explicar como funcionam os sensores das câmeras – seja em modelos profissionais, seja em smartphones. >>> O que todos devem saber sobre câmeras Existem dois tipos principais de sensores de imagem para câmeras digitais e filmadoras CMOS e CCD. Ambos são feitos de silício, e funcionam de maneira semelhante. Eles dependem do efeito fotoelétrico isto é, os fótons partículas de luz interagem com o silício para mover elétrons no sensor, capturando a imagem. CMOS O sensor mais popular é o CMOS semicondutor metal-óxido complementar, por vezes também chamado de APS sensor de pixels ativos. Ele está presente na maioria dos celulares, câmeras point-and-shoot recentes, DSLRs e webcams. Os sensores CMOS contêm fileiras de fotodiodos, que convertem a luz fótons em carga elétrica elétrons. O sensor faz uma varredura, lendo cada fileira de fotodiodos uma a uma, e envia os dados para um processador, que monta a imagem completa. Assim O vídeo demonstra que, para capturar as cores, cada pixel é coberto por um filtro – verde, azul ou vermelho. Eles estão organizados no que se chama “matriz de Bayer” para cada par de pixels vermelho e azul, há dois pixels verdes. Isso foi inventado por Bruce Bayer, da Kodak. Por que isso? Como explica a fabricante de câmeras RED Os dois conceitos-chave são 1 nossos olhos percebem muito mais o brilho do que a cor, e 2 a luz verde contribui cerca de duas vezes mais para a nossa percepção do brilho do que o efeito combinado do vermelho e azul. Alocar mais pixels verdes, portanto, produz uma imagem com aparência muito melhor do que se cada cor fosse alocada igualmente. Algumas câmeras, no entanto, usam sensores CMOS empilhados que detectam cada cor verde, azul, vermelho de forma individual. A maior vantagem do CMOS é seu custo reduzido, pois pode ser fabricado com métodos semelhantes ao de processadores e outros chips. Além disso, ele consome menos energia. No entanto, o sensor CMOS leva frações de segundo para ler cada fileira de pixels, em vez de fazer tudo de uma vez. Por isso, certas partes da imagem são capturadas um pouco depois das outras. Isso pode resultar em distorções quando você fotografa um objeto em movimento – é o efeito “rolling shutter”, ilustrado abaixo Imagem por DIYPhotography Quanto mais rápido for o sensor, menor será esse efeito. CCD Por sua vez, temos o CCD dispositivo de carga acoplada. Ele era bastante usado até os anos 90, quando os sensores CMOS tinham uma qualidade inaceitável. Você pode encontrá-lo em câmeras point-and-shoot mais antigas, e também em telescópios astronômicos. A maior diferença é que o sensor CCD captura toda a imagem de uma vez. Cada pixel é atingido pela luz e armazena sua cor e intensidade. Então, o sensor recebe a informação vinda de cada fileira de fotodiodos, amplifica o sinal, e o passa pelo conversor analógico-digital. Como explica o site Para começar, as cargas na primeira fileira são transferidas para um registro de leitura. A partir daí, os sinais são então enviados a um amplificador e, em seguida, para um conversor analógico-digital. Depois que uma fileira é lida, suas cargas no registro de leitura são excluídas. A próxima fileira, em seguida, entra no registo de leitura, e todas as fileiras acima descem uma linha… sempre que uma fileira desce, as outras descem junto para ocupar o espaço vazio. Desta forma, cada fileira pode ser lida de cada vez. O sensor só volta a interagir com a luz quando termina de processar todos os pixels. Por causa disso, não há efeito “rolling shutter” nos sensores CCD, tornando-os mais confiáveis para telescópios. Imagem por DIYPhotography No entanto, isso significa que o CCD é mais sensível à luz, o que pode causar o efeito blooming o sensor vaza a fonte de luz para outros pixels, deixando um brilho exagerado na imagem. O sensor também consome mais energia, e custa mais para ser fabricado. O sensor CCD foi inventado em 1969 por Willard S. Boyle e George E. Smith, e rendeu a eles o prêmio Nobel de Física em 2009. [Raymond Sirí via Peta Pixel] Foto por ZEISS Microscopy/Flickr
Ponselbesutan vendor Tiongkok tersebut juga mengaplikasikan sensor Sony IMX214 CMOS dengan aperture f/2.0, serta kamera depan beresolusi 8 megapixel dengan mengaplikasikan sensor OmniVision. , kemungkinan besar Zuk Z1 Mini ini dibekali dengan baterai berkapasitas lebih dari 2500 mAh seperti halnya smartphone lainnya di kelas yang sama.
Jakarta - Tren resolusi kamera smartphone terus membesar, setelah 48MP, kemudian 64MP, sekarang sudah 108MP. Bahkan 108MP pun mungkin belum batas akhir, karena chipset atau prosesor flagship seperti Snapdragon 865, sudah mendukung kemampuan hingga 200MP. Sebenarnya buat apa sih sensor kamera gede-gedean?Dulu, angka besar resolusi kamera dianggap menjual karena konsumen senang melihat angka yang besar dan sering dijadikan patokan bagus tidaknya sebuah produk. Tetapi kemudian paham ini mulai terkikis. Konsumen sekarang lebih pintar, bahwa resolusi besar belum tentu menjamin hasil foto yang lebih dengan sekarang? Apakah resolusi besar di kamera smartphone ini masih sekadar gimmick atau memang diperlukan? Problem smartphone sampai sekarang sama, para pengguna smartphone semakin menitikberatkan kemampuan hasil kamera smartphone sebagai pilihan pertama saat membeli smartphone, apalagi pada smartphone papan atas atau flagship. Sementara ini dari sisi ukuran body, smartphone memiliki keterbatasan. Tidak ada ruang untuk membenamkan sensor kamera dan lensa yang besar seperti pada kamera profesional. Ini alasannya mengapa smartphone memiliki beberapa lensa kamera, algoritma software dibantu AI yang semakin baik, dan menuju resolusi super ini memungkinkan teknologi kamera smartphone semakin baik dan mendekati kemampuan kamera profesional seperti yang diminta pengguna. Berbeda dengan kondisi beberapa tahun lalu saat resolusi kamera besar hanya sebagai angka-angka pelaris, sekarang ini resolusi besar di kamera smartphone memang memiliki tujuan yang ini dimungkinkan karena perkembangan kamera resolusi besar ini juga diikuti kemampuan chipset smartphone yang semakin baik yang bisa support untuk mengolah data resolusi kamera yang beberapa tujuan digunakannya kamera resolusi super besar1. CroppingKamera 108 MP seperti yang sudah diperkenalkan Xiaomi dan Samsung, membawa data digital hasil foto yang masif. Satu buah file fotonya bisa berkisar sekitar 20 kondisi foto diambil saat cahaya sangat cukup, misal di outdoor, gambar yang bisa ditangkap menyimpan banyak detail, sehingga ketika di-cropping sekalipun hasilnya tidak Lucky SebastianKondisi ini berguna misalnya saat kita pergi berlibur, ada pemandangan yang bagus yang ingin kita ambil tetapi waktu terbatas, kita bisa menggunakan kemampuan super resolution ini. Saat nanti hendak di posting di media sosial, kita bisa meng-crop beberapa bagian dari gambar untuk komposisi foto yang lebih menarik tanpa kualitasnya Hybrid ZoomResolusi super besar membawa detail gambar yang baik, sehingga jika dipusatkan ke sebagian gambar, akan seperti zooming. Foto resolusi penuh 108 MP jika difokuskan ke sebagian gambar crop, akan memberikan pembesaran setara 3x - 5x optical kemampuan ini, smartphone bisa melakukan pembesaran atau zooming dengan 1 lensa saja, tidak perlu lensa khusus jika digabungkan dengan lensa telephoto, hasilnya akan menjadi hybrid zoom yang mendekati hasil optical zoom. Teknologi ini seperti yang digunakan Samsung Galaxy S20 Ultra dengan periscope zoom folding zoom dan resolusi besar 48MP, sehingga dari 4x optical zoom periscopenya bisa dikembangkan hingga 10x hybrid Lucky SebastianDigabungkan dengan kemampuan 108 MP pada lensa utama, 10x hybrid zoom di Galaxy S20 Ultra bisa mendapat pembesaran gabungan optikal dan digital menjadi 100x yang disebut Samsung sebagai space zoom Pixel BinningSecara teori, semakin besar ukuran pixel sensor kamera, semakin banyak cahaya yang bisa ditangkap. Ini sangat berguna saat pemotretan di kondisi low-light atau minim dari resolusi super besar adalah ukuran pixel sensor yang terpaksa dibuat kecil, agar keseluruhan ukuran sensor kamera tidak terlalu besar sehingga tetap cukup diletakkan di dalam kamera flagship memiliki ukuran 12 MP kamera dengan pixel sensor 1,4 micron. Sementara 108 MP kamera hanya memiliki pixel sensor seukuran 0,8 micron. Ukuran pixel sekecil ini akan menghasilkan gambar yang kurang terang saat kondisi kurang itu, sensor resolusi besar menggunakan teknologi baru yang dinamakan pixel-binning, menggabungkan beberapa pixel kecil menjadi sebuah pixel besar untuk foto low 108 MP di kamera smartphone Xiaomi, menggunakan teknologi tetra-cell, menggabungkan 4 pixel 0,8 micron menjadi 1 pixel berukuran 1,6 itu, Samsung di Galaxy S20 Ultra, menggunakan teknologi pixel binning yang lebih baru, menggabungkan 9 pixel kecil menjadi 1 pixel besar yang dinamai nona-binning, sehingga ukuran pixelnya dari 0,8 micron menjadi 2,4 algoritma software dibantu AI, foto malam hari dengan pixel binning ini menghasilkan foto malam hari yang sangat Lucky SebastianUntuk foto di tempat yang cukup cahaya pun, dengan teknologi nona-binning ini akan didapat hasil foto yang lebih detail, tajam, dynamic range yang lebar, dan noise yang lebih kecil, karena dalam satu kali jepretan, tanpa kita sadar sebenarnya smartphone mengambil beberapa gambar sekaligus dan menggabungkannya untuk mencapai hasil 8K VideoSaat ini flagship chipset di smartphone sudah mampu merekam video dengan format 8K. Untuk bisa merekam video 8K ini, memang dibutuhkan ISP Image Signal Processor yang kinerjanya tinggi. Karena dalam setiap detik, video 8K membutuhkan 24-30 gambar dengan resolusi 33 kamera di bawah 33 MP tidak bisa membuat video 8K, karena resolusinya tidak cukup. Video 8K ini sangat masif, 16 kali ukuran video FHD, dan 4 kali lebih besar dari video Lucky SebastianSambil mengambil video 8K, smartphone seperti Galaxy S20 Ultra juga bisa berbarengan mengambil foto 32 MP. Video resolusi besar ini berguna untuk mendapat detail video yang tinggi, misalnya saat editing, dan bisa di-cropping untuk komposisi yang lebih baik, tanpa kualitasnya menjadi ini juga bisa melihat detail yang lebih tegas untuk objek yang jauh, misalnya saat pertandingan bola, pemain di ujung lapangan bisa dilihat kostum dan video 8K di-compile ke resolusi lebih rendah, hasilnya juga akan lebih baik, lebih kaya detail dibanding shooting video dengan resolusi Computational PhotographyBukan hanya hardware kamera, software pengolah hasil foto di smartphone perannya kini semakin penting. Sekarang banyak vendor menggunakan konfigurasi dan sensor kamera yang sama, tetapi hasil foto akhirnya berbeda semua karena algoritma software yang bantuan AI artificial intelligence yang sekarang menjadi core penting di chipset smartphone, setiap foto bisa dikenali objeknya dan dibuat optimal pada proses akhirnya, sehingga foto yang dihasilkan sudah matang dan siap dibagikan tanpa perlu banyak diolah pada smartphone juga bisa sekaligus mengolah foto dari 2 atau 3 lensa yang berbeda dalam waktu bersamaan, kemudian menggabungkan hasilnya, menjadi foto yang lebih baik, dengan detail, kecerahan, warna, dan dynamic range yang computational photography ini, resolusi super besar memegang peranan penting untuk mendapatkan foto yang lebih kaya dengan detail, karena setiap pixel bisa membawa informasi sendiri yang resolusi super besar 108 MP, berarti ada 108 juta buah pixel yang masing-masing membawa informasi berbeda yang unik, untuk diolah. Kemampuan mengolah secara langsung beberapa lensa kamera ini digunakan Samsung di Galaxy S20 series-nya untuk membuat fitur single take, dimana dalam sekali pengambilan foto, semua lensa bekerja mengambil berbagai macam hasil foto dan video agar tidak kehilangan momen, seperti saat tiup lilin, anak pertama belajar jalan, atraksi, dan lain-lain, yang bisa memastikan momen tersebut akan terekam dengan baik dengan berbagai Bonus BannerWalaupun mungkin tidak sebagai tujuan utama, kamera dengan super resolusi jika dicetak bisa menghasilkan gambar yang sangat besar, dalam ukuran banner hingga kira-kira tinggi 4,2 tidak terpikirkan bahwa foto dari smartphone bisa dicetak dengan hasil bagus dalam ukuran sebesar itu. Mungkin saja nanti menjelang pilkada, dimana banner atau poster besar ada di mana-mana, para kandidat akan membuat fotonya dari smartphone dengan resolusi besar beberapa fungsi dari lensa kamera dengan resolusi super besar yang sekarang ini banyak digunakan pada smartphone. Melihat kegunaannya, sudah bisa dikatakan tujuan kamera resolusi besar ini berbeda dengan kamera resolusi tinggi beberapa tahun kamera resolusi besar ini sekarang juga diikuti berbarengan dengan kemampuan chipset yang semakin mumpuni untuk mengolahnya. Jadi, kemungkinan trend smartphone dengan kamera resolusi besar ini akan terus berkembang dengan angka-angka MP yang semakin fantastis dan kemajuan teknologi di sensor kamera, juga software dengan AI di belakangnya. rns/rns Dalamkamera bersensor CMOS, ada beberapa transistor dalam setiap pixel yang memperkuat dan memindahkan elektron dengan menggunakan kabel. Sensor CMOS lebih fleksibel karena membaca setiap pixel secara individual. Sensor CCD memerlukan proses pembuatan secara khusus untuk menciptakan kemampuan memindahkan elektron ke chip Bodi SajaDSC-RX0M2Kit Pegangan Bodi + Pengambilan GambarDSC-RX0M2GGambaran umumSpesifikasi & FiturUlasanTerkaitDukunganRX0 II kamera premium mungil dan tangguhGambaran umumSpesifikasi & FiturUlasanTerkaitDukungan Perangkat lunak baru kini perangkat lunak ini memungkinkan live streaming dan komunikasi online berkualitas tinggi. Kualitas gambar premium dari bodi ultra compactRX0 II adalah teman ideal dalam kehidupan. Kamera ini menangkap gambar memukau, bahkan dalam cahaya yang redup, dengan sensor berkemampuan tinggi tipe dan lensa distorsi rendah ZEISS Tessar T*, dan gambar bisa dibagikan dengan mudah menggunakan smartphone. RX0 II juga memiliki perekaman film 4K internal, stabilisasi gambar yang mengesankan, jarak fokus minimum 20 cm, dan layar LCD yang dapat dimiringkan 180°. Desain kuat, dibuat untuk performaKetangguhan kamera yang bisa dibawa ke mana saja ini terlihat dari desain sederhana dengan alur dan garis bersih, tanpa tonjolan yang tidak perlu. Bodi ekstra super duraluminnya sangat kuat tetapi tetap ringan. Pas di kantong, dan kehidupan Anda Diciptakan untuk gambar optimalTangkap kehidupan dari setiap sudut Perluas pilihan kreatif AndaDilengkapi kemampuan pemrosesan gambar Foto dan film resolusi tinggi yang tajamBodi mungil RX0 II berisi teknologi gambar tercanggih, yang didesain untuk menghasilkan gambar indah dalam situasi pengambilan gambar apa pun yang mungkin ditemui. Clear Image Zoom memungkinkan zoom hingga 2x dengan penurunan kualitas yang memukau dan noise rendahSensor CMOS Exmor RS™ tipe berfungsi bersama mesin pemroses gambar tingkat lanjut BIONZ X™ untuk menghasilkan rentang dinamis lebar, mengurangi noise, serta menampilkan detail natural dan gradasi rona yang kaya. Lensa ZEISS Tessar T*Lensa F4 sudut lebar ZEISS Tessar T* 24mm menghasilkan gambar indah di hampir segala kondisi pengambilan, dengan peningkatan kontras dan ketajaman, dan pengurangan Kulit HalusUntuk potret dan selfie yang lebih baik, mode Kulit Halus kamera mengurangi kerutan halus pada wajah dan kulit kusam tanpa kehilangan detail mata dan mulut AFKetika Anda mengambil potret dan selfie, fungsi Eye AF pada RX0 II disetel khusus agar fokus otomatis pada mata subjek. Film resolusi tinggi yang indahRekaman film 4K internal dengan pembacaan piksel penuhRX0 II memungkinkan Anda merekam film 4K dengan pembacaan piksel penuh dan tanpa pixel binning, menggunakan oversampling 1,7x untuk membantu menghasilkan gambar dan adegan yang jernih memukau. Meski berukuran kecil, kamera ini mendukung rekaman internal 4K 30p QFHD 3840 x 2160, sehingga ideal untuk merekam film 4K dengan kualitas gambar tinggi ketika bepergian atau ketika merekam adegan dari kehidupan sehari-hari. Menjadikan film hebat semakin hebatStabilisasi gambar elektronik baru membantu merekam film memukau, dan tambahan Movie Edit untuk smartphone menghasilkan gambar yang halus, menyerupai pengambilan gambar dengan gimbal. Movie Edit juga secara otomatis menjaga subjek dalam bingkai, bahkan ketika film dipotong agar sesuai layar smartphone dan dibagikan di media sosial. Kukuh dan tangguh, ambil gambar tanpa waswasSuper compact dan ringan, RX0 II dibuat kokoh dan tangguh. Masukkan ke tas atau bawa menggunakan talinya, dan gunakan di tempat di mana Anda tak pernah bisa mengambil gambar sebelumnya. Ultra compact dan siap berpetualangRX0 II adalah kamera hebat nan mungil. Mudah dibawa ke mana saja dan menghasilkan gambar kualitas tinggi setiap kali mengambil gambar. Desainnya yang sederhana dan sedikit tonjolan membuatnya lebih mudah disetel, dibawa, dan disimpan. Tahan air/tahan debuHingga 10 meter/33 kakiUntuk snorkeling di air tawar, mengambil gambar di tepi kolam atau ditengah hujan badai- RX0 II menghadirkan beragam opsi pengambilan gambar. Tak perlu waswas air hujan atau tumpahan minuman, Anda juga bisa membidik dengan nyaman di lokasi yang berangin dan berdebu. Semua bisa dilakukan tanda memerlukan case tahan air atau aksesori tambahan. Tahan guncanganDari ketinggian 2,0 meter/6,5 kakiBerkat desain tahan guncangan, Anda tidak perlu mencemaskan kecelakaan yang kadang terjadi - bodi kokoh RX0 II dibuat agar tahan terhadap benturan akibat jatuh dari ketinggian 2,0 meter 6,5 kaki. AntipecahHingga 200 kgf/440 lbf/2000 NRawat seperlunya – masukkan saja kamera ke dalam tas atau saku, atau bawa ke mana saja tanpa perlu cemas. Monitor LCD dapat dimiringkan, sempurna untuk selfieMonitor LCD bisa miring ke atas sekitar 180°, selfie dan vlogging jadi semakin mudah. Desainnya tahan air dan tahan debu, sehingga bisa digunakan untuk mengambil gambar di bawah air. Monitor juga bisa miring ke bawah, sekitar 90°, untuk membantu pengambilan gambar dari sudut tinggi. Lebih terkontrol dengan pegangan pengambilan gambar opsionalPegangan VCT-SGR1 dilengkapi kontrol terintegrasi untuk menekan pelepas rana dan mengoperasikan tombol rekam dan zoom kamera dari pegangan. Pegangan ini juga bisa diubah menjadi tripod meja. Mikrofon eksternal untuk suara kualitas tinggiMeski berukuran ultra compact, RX0 II dilengkapi jack mikrofon untuk memasang mikrofon eksternal untuk kualitas suara vlog dan film yang lebih baik. Film gerakan super lambat dari pengambilan 960 fps/1000 fps Pengambilan gambar pada tingkat kecepatan per frame hingga 960fps/1000fps menangkap adegan sangat cepat dan memungkinkan pembuatan adegan film gerakan super lambat. Anda juga bisa merekam dalam resolusi Full HD hingga 120fps/100fps. Rekaman interval untuk film time-lapseFitur rekaman interval baru pada kamera memungkinkan pengambilan gambar kontinu dengan interval antara 1 dan 60 detik. Gambar diam kemudian dapat diedit menjadi film time-lapse di PC. Gambar kontinu hingga 16 fps dengan pengurangan blackoutBerkat kemampuan pengambilan gambar kontinu RX0 II, mengabadikan momen penting atau ekspresi wajah jadi lebih cepat dan mengagumkan. Hingga 129 gambar JPEG Standar dapat diambil dalam sekali burst. Rana anti-distorsi hingga 1/ dtk. Rana Anti-Distorsi memungkinkan kecepatan rana hingga 1/ dtk, dan didesain untuk meminimalkan fenomena rana berputar yang dapat mendistorsi gambar objek yang bergerak Gambar yang cocok bagi pengguna profesionalDengan fitur Profil Gambar dan S-Log2, Anda dapat menentukan keseluruhan nuansa produksi film dari bodi kamera, mengatur parameter yang memengaruhi tampilan akhir film. Nikmati percakapan video di layar besar BRAVIAMengobrol dengan teman dan keluarga di layar besar dengan menghubungkan kamera ke TV BRAVIA. Webcam Imaging Edge™Imaging Edge Webcam mempermudah pemakaian kamera Sony sebagai webcam berkualitas berkat kompatibilitas yang beragam, untuk live streaming dan konferensi yang mengesankan. Kontrol multi-kamera nirkabel Sempurna untuk digunakan sehari-hari dengan smartphoneAplikasi Imaging Edge Mobile dari Sony memungkinkan beberapa kamera dikontrol dari smartphone atau perangkat mobile lainnya. Konektivitas nirkabel memberikan keleluasaan untuk memosisikan kamera yang kukuh dan mungil ini di mana pun. Bidikan multi-kamera dengan koneksi kabelKontrol yang presisi dan akurat memenuhi kebutuhan alur kerja profesionalDengan Camera Control Box CCB-WD1 opsional, Anda dapat mengontrol beberapa kamera sekaligus, memantau dan mengubah setelan jarak jauh dari PC yang terhubung. Ini menghasilkan koneksi stabil ke kamera yang mendukung sinkronisasi beberapa kamera secara akurat, dan memungkinkan transfer file cepat dari kamera untuk memudahkan manajemen file. Spesifikasi & FiturRX0 II berukuran ultra compact, dengan bodi kokoh dan tangguh yang kedap air, tahan guncangan dan tahan tindihan. Monitor yang dapat dimiringkan 180° membuat Anda dapat membingkai potret diri dan petualangan vlog, sedangkan sensor tipe dan prosesor gambar tingkat lanjut menghasilkan rona kulit yang cantik dan memungkinkan Eye AF. Kemampuan perekaman film 4K 30p internal mendukung stabilisasi F4 ZEISS Tessar T* 24mm sudut lebar LCD yang dapat dimiringkan 180 derajat Perekaman internal film 4K Gerakan super lambat hingga 960 fps/1000 fps Tipe SensorSensor CMOS Exmor RS tipe 13,2 mm x 8,8 mm, rasio aspek 32Jumlah Piksel EfektifSekitar 15,3 MegapikselKedap airYa ekuivalen IPX8Tahan tindihanYa200 kgf/2000N/440 lbfSensitivitas ISO FotoRecommended Exposure IndexAuto ISO125-12800, dapat dipilih dengan batas atas/bawah, 125/160/200/250/320/400/500/640/800/1000/1250/1600/2000/2500/3200/4000/5000/6400/8000/10000/12800 Dapat ditingkatkan ke ISO80/100, Multi-Frame NR Otomatis ISO200-25600, 200/400/800/1600/3200/6400/12800/25600Sony berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan produk, layanan, dan konten yang memberikan pengalaman seru, tetapi juga bekerja keras untuk mencapai footprint lingkungan nol melalui kegiatan bisnis kami. Pelajari selengkapnya tentang Sony dan Lingkungan Kata berdasarkan 40 ulasan pelanggan
457MP FX-FORMAT BSI CMOS SENSOR, EXPEED 6 IMAGE PROCESSING ENGINE, UHD 4K30 VIDEO, 493-POINT PHASE-DETECT AF SYSTEM, 3.2" 2.1M-DOT TILTING TOUCHSCREEN LCD, 9 FPS CONTINUOUS SHOOTING; ISO 64-25600, XQD CARD SLOT, 8K TIME-LAPSE MODE; WI-FI AND BLUETOOTH, EN-EL15B RECHARGEABLE LITHIUM-ION BATTERY PACK.
Home> Smartphones by Brian Klug on February 22, 2013 504 PM EST Posted in Smartphones camera Android Mobile The Camera Module & CMOS Sensor Trends So after we have the lenses, what does that go into? Turns out there is some standardization, and that standardization for packaging is called a module. The module consists of of course our lens system, an IR filter, voice coil motor for focusing, and finally the CMOS and fanout ribbon cable. Fancy systems with OIS will contain a more complicated VCM and also a MEMS gyro somewhere in the module. Onto CMOS, which is of course the image sensor itself. Most smartphone CMOSes end up being between 1/4“ and 1/3” in optical format, which is pretty small. There are some outliers for sure, but at the high end this is by far the prevailing trend. Optical format is again something we need to go look at a table for or consult the manufacturer about. Front facing sensors are way smaller, unsurprisingly. The size of the CMOS in most smartphones has been relatively fixed because going to a larger sensor would necessitate a thicker optical system, thus the real trend to increase megapixels has been more of smaller pixels. The trend in pixel size has been pretty easy to follow, with each generation going to a different size pixel to drive megapixel counts up. The current generation of modern pixels is around microns square, basically any 13 MP smartphone is shipping microns, like the Optimus G, and interestingly enough others are using microns at 8 MP to drive thinner modules, like the thinner Optimus G option or Nexus 4. The previous generation of 8 MP sensors were using micron pixels, and before that at 5 MP we were talking or micron pixels. Those are pretty tiny pixels, and if you stop and think about a wave of very red light at around 700nm, we’re talking about waves with micron pixels, around 2 waves at microns, and so forth. There’s really not much smaller you can go, it doesn’t make sense to go smaller than one wave. There was a lot of talk about the difference between backside BSI and front side illumination FSI for systems as well. BSI images directly through silicon into the active region of the pixel, whereas FSI images through metal layers which incur reflections and a smaller area and thus loss of light. BSI has been around for a while in the industrial and scientific field for applications wanting the highest quantum efficiency conversion of photons to electrons, and while they were adopted in smartphone use to increase the sensitivity quantum efficiency of these pixels, there’s an even more important reason. With pixels this small in 2D profile eg x microns the actual geometry of a pixel began to look something like a long hallway, or very tall cylinder. The result would be quantum blur where a photon being imaged onto the surface of the pixel, converted to an electron, might not necessarily map to the appropriate active region underneath - it takes an almost random walk for some distance. In addition the numerical aperture of these pixels wouldn’t be nearly good enough for the systems they would be paired with. Around the time I received the One X and One S last year, I finally became curious about whether we could ever see nice bokeh blurry background with an F/ system and small pixels. While trapped on some flight somewhere, I finally got bored enough to go quantify what this would be, and a side effect of this was some question about whether an ideal, diffraction limited no aberrations, ideal, if we had perfect optics system could even resolve a spot the size of the pixels on these sensors. It turns out that we can’t, really. If we look at the airy disk diameter formed from a perfect diffraction limited HTC One X or S camera system the parameters I chose since at the time this was, and still is, the best system on paper, we get a spot size around microns. There’s some fudge factor here since interpolation takes place thanks to there being a bayer grid atop the CMOS that then is demosaiced, more on that later, so we’re close to being at around the right size, but obviously microns is just oversampling. Oh, and also here are some hyperfocal distance plots as a function of pixel size and F/ for the same system. It turns out that everything is in focus pretty close to your average smartphone, so you have to be petty close to the subject to get a nice bokeh effect.
generaltrend to incorporate CMOS sensors in other types of cameras. The CMOS sensor has many advantages over the more conventional CCD (Charge-Coupled Device) sensor such as lower power consumption, cheaper manufacturing and the potential for on-chip processing. Nearly all CMOS sensors make use of what is called a rolling shutter readout .
Este artigo foi útil? Considere fazer uma contribuição Ouça este artigo Para saber um pouco mais sobre como o sensor digital funciona, é importante entender sobre o modelo que prevalece na fotografia digital atualmente, ou seja, o CMOS. Outra opção seria o CCD, que hojé é mais empregado em câmeras compactas, devido à sua menor dimensão, mas não é sobre ele que trataremos CMOS de uma câmera fotográfica. Foto Valerio Pardi / sensor, ou chip, produz a foto através da captação de descargar elétricas. Este tipo de chip possui milhões de transdutores fotossensíveis photosites. A função destes transdutores é converter em carga elétrica a energia luminosa, pois desta forma ela poderá ser lida e gravada em valores numéricos, gerando a imagem sensor possui uma superfície fotossensível, cujo tamanho é o fator que determinará a qualidade da imagem que será produzida. Trocando em miúdos, quanto maior for o sensor, mais qualidade de imagem ele será capaz de produzir. Nas câmeras DSLR podemos identificar quatro tamanhos full-frame, APC-H, APS-C e superfície fotossensível é constituída por pixels, que recebem, no momento da exposição, uma carga de fótons. Quanto maior for a superfície do pixel, mais fótons ele será capaz de captar, e melhor será a qualidade da imagem. Outra característica importante é o espaçamento entre os pixels, quanto menor for esta medida, melhor qualidade de outros agentes podem otimizar esta captação, como as micro lentes, que ajudam a convergir uma quantidade maior de fótons sobre o pixel; ou o filtro de cores primárias que direciona as cores para que um pixel receba apenas um tipo de luz vermelha, azul ou fabricantes de sensores vem melhorando sua qualidade frequentemente, e tornando-os mais acessíveis aos diversos consumidores, mas o que ainda determina a qualidade da imagem ainda é o tamanho do originalmente publicado em artigo foi útil? Considere fazer uma contribuição altaqualità Sensore automatico di immagine di CMOS dell'interfaccia del fuoco 5MP Smartphone Camera Module MIPI dalla Cina, Leader della Cina Modulo della macchina fotografica di GC5025 Smartphone Prodotto, MIPI 5MP Smartphone Camera Module fabbriche, Modulo della macchina fotografica del telefono GC5025 prodotti.

Alguns podem não acreditar, mas para muitos uma das características mais importantes em um smartphone é a câmera. Não importa se a pessoa gosta de tirar fotos de paisagens, comidas, pessoas ou apenas selfies para poder escolher o aparelho correto, é essencial entender bem esse assunto para não errar na hora da matéria, vamos esclarecer algumas dúvidas a respeito das especificações técnicas de câmera de celular que todos deveriam conhecer. Vamos abordar assuntos como megapixel, abertura, ISO, velocidade do obturador, sensor tamanho e tipo, estabilização de imagem, HDR, siglas HD, Full HD e 4K, formato RAW, lentes e foco. Você conhece mais algum termo que gostaria que explicássemos? Diz aí no campo dos comentários!MegapixelsEssa é a especificação mais conhecida e mal interpretada entre todos os aspectos técnicos de uma câmera. O número utilizado para representar os megapixels reflete a quantidade de pixels que a imagem que foi capturada vai megapixel é igual a um milhão de pixels. Portanto, 20 megapixels é o mesmo que 20 milhões de pixels. De um modo geral, quanto mais megapixels, melhor tende a ser o resultado final. Assim, é possível dar zoom ou recortar uma imagem sem comprometer muito a qualidade da é perfeitamente possível ter uma foto melhor de uma câmera de 12 megapixels do que uma produzida por uma câmera de 20 megapixels. Isso acontece porque há outros aspectos que veremos a seguir que determinam a qualidade final da abertura faz referência à quantidade de luz que a lente deixa entrar. Essa medida é expressada pela letra F e, quanto menor o seu valor, mais luz entra. A abertura também faz variar a profundidade de campo, possibilitando desfocar o fundo da imagem. Nesse caso, quanto menor a abertura, medida faz referência a quão sensível uma câmera é à luz disponível. Quando maior o número ISO, maior é a sensibilidade. Porém, um ISO alto resulta em ruído nas fotos, o que produz aquele efeito granulado. No geral, um ISO baixo é o ideal, mas isso depende muito da quantidade de luz disponível na do obturadorA velocidade do obturador define quanto tempo a câmera mantém a lente aberta para registrar uma foto. Quanto maior o tempo que o obturador se mantém aberto, maior é a quantidade de luz que entra. Porém, isso também torna a câmera mais vulnerável a tremidas e action cams, nas quais a velocidade de captura é importante, uma velocidade do obturador alta é o ideal. Em fotos noturnas de objetos parados, uma exposição mais longa vai produzir resultados do sensorO sensor de uma câmera é o componente responsável por capturar a imagem. Quanto maior o sensor, melhor tende a ser a foto capturada. É por causa dele que muitos celulares têm a câmera é importante saber que há dois tipos de sensores CCD e CMOS. Smartphones mais modernos usam sensores CMOS, que são mais caros e complexos. Além disso, os sensores podem ser fabricados por empresas diferentes, como Samsung, Sony ou de imagemA estabilização de imagem pode ser óptica ou eletrônica. A óptica, mais avançada e cara, coloca o sensor dentro de um conjunto que compensa os movimentos do celular. A eletrônica tenta corrigir a imagem com ajustes na velocidade do obturador. Portanto, um smartphone com estabilização óptica de imagem é melhor do que um presença do HDR, ou grande alcance dinâmico, ajuda a registrar imagens com intensidades de luz diferentes. Quando ativado, a câmera captura imagens com exposições diferentes da mesma cena e combina as fotos para criar a imagem certa. Esse recurso está presente em muitos celulares, especialmente os mais modernos, podendo ter nomes Full HD e 4KHD, Full HD e 4K são medidas de resolução, mas são usadas para descrever as capacidades de gravar vídeos. Assim como no caso dos megapixels, uma das vantagens em altas resoluções é a capacidade de dar zoom sem perder muita resolução. Porém, o ponto negativo é o espaço ocupado pelos arquivos de vídeo, que aumenta de acordo com a = 1280x720 pixelsFull HD =1920x1080 pixelsUltra HD 4K = 3840x2160 pixelsFormato RAWA maioria dos celulares salva as imagens em JPEG, mas alguns já suportam o formato RAW. Esse formato registra tudo o que o sensor vê, sendo ideal para fotógrafos profissionais. Imagens JPEG são otimizadas e comprimidas para ocupar menos espaço. O RAW também consegue identificar mais níveis de brilho, mas ocupa mais de ser um aspecto pouco divulgado pelas fabricantes, é bom saber se o aparelho possui um bom conjunto de lentes. Algumas empresas já informam detalhes como a quantidade e o tipo de lente utilizada na câmera. Por isso, é bom ficar focalizar um objeto, as câmeras de celulares se apoiam em dois métodos o foco por contraste e o foco laser. A detecção de contraste geralmente é mais lenta e menos precisa. Já o foco laser é mais rápido e produz fotos com maior nitidez......Essas são as principais especificações de câmera que você deve analisar ao escolher um celular. Já conhecia todas elas? Gostaria de sugerir mais algum aspecto a ser considerado? Deixe a sua opinião no campo dos comentários!Você conhece bem todas as especificações técnicas de uma câmera de celular? Comente no Fórum do TecMundo!

TheZ9’s stacked CMOS sensor is fast enough for blackout-free shooting while writing images to the card. GIF: Nikon. To date, efforts from camera manufacturers to implement computational

Pegue um atalho Tamanho do sensor em polegadas de tubos analógicos a chips CMOS Área efetiva do sensor tamanho é documento Máscara Bayer e outras técnicas enxergando em cores Quad Bayer e Tetracell Sensor RYYB o mesmo em amarelo Software de câmera algoritmo é tudo Foco automático PDAF, 2x2 OCL e mais Atenção a tendência entre os celulares não é apenas para incluir mais sensores, mas também para adotar componentes maiores / © NextPit Tamanho do sensor em polegadas de tubos analógicos a chips CMOS Para começar, um pouco de história nas especificações das câmeras de celulares, o tamanho do sensor é sempre citado em uma medida exótica na notação 1/xyz polegada, por exemplo 1/1,72 polegada ou 1/2 polegada. Infelizmente, este tamanho não corresponde em nada ao tamanho real do sensor no celular. Vejamos a ficha técnica do IMX586 meia polegada deste sensor de 1/2 polegada corresponderia neste caso a 1,27 centímetro. Mas o tamanho real do Sony IMX586 não tem nada a ver com isso. Se multiplicarmos o tamanho dos pixels de 0,8 mícron pela resolução horizontal de pontos, obtemos apenas 6,4 milímetros, que é apenas metade. Se primeiro usarmos a horizontal e depois o bom e velho Pitágoras para a diagonal, obtemos 8,0 milímetros. Isso não é nem de perto o bastante. E aqui está o ponto crucial as especificações em polegadas foram adotadas há cerca de meio século, quando as câmeras de vídeo ainda dependiam de tubos de vácuo como conversores de imagem. Os departamentos de marketing mantêm a relação aproximada entre a área sensível à luz e diâmetro do tubo até hoje. E por isso um chip CMOS com uma diagonal de 0,31 polegadas é hoje em dia chamado de sensor de 1/2 polegada. "Na minha época, meu amigo" as designações em polegadas dos sensores de imagem datam de tempos como estes. Na foto Ionoscópio inventor Vladimir K. Zworykin ca. 1954 com alguns tubos conversores de imagem / © Domínio Público Se você quiser saber o tamanho real de um sensor de imagem, dê uma olhada na folha de dados do fabricante ou na página detalhada da Wikipedia sobre os tamanhos dos sensores de imagem. Ou você pode fazer como no exemplo acima e multiplicar o tamanho do pixel pela resolução horizontal ou vertical. Área do sensor quando tamanho é documento Por que o tamanho do sensor é tão importante? Imagine a luz caindo através da lente sobre o sensor como a chuva caindo do céu. Agora pense que você tem um décimo de segundo para estimar a quantidade de água que está caindo atualmente. Isto será relativamente difícil com um copo de shot, pois algumas gotas podem cair no copo em um décimo de segundo se chover muito, ou nenhuma gota se chover pouco ou se tiver um pouco de azar. Em qualquer caso, sua estimativa será muito imprecisa. Agora imagine que você tem uma piscina para a mesma tarefa. Com ela, você pode facilmente pegar algumas centenas ou milhares de gotas da chuva e pode estimar com precisão a quantidade de chuva com base na área de superfície. No caso dos sensores de imagem e a luz acontece o mesmo que com um copo de shot ou uma piscina, e a medição da chuva. Quanto mais escuro, menos fótons os conversores de luz capturam — e menos preciso é o resultado da medição. Essas imprecisões se manifestam posteriormente em erros como ruído de imagem, cores imprecisas, etc. Este gráfico mostra uma comparação de alguns dos formatos de sensores atualmente utilizados em celulares / © NextPit Tudo bem que em termos absolutos a diferença entre sensores de imagem nos celulares não é tão grande quanto a diferença entre um copo e uma piscina. Mas o já mencionado Sony IMX586 na câmera telefoto do Samsung Galaxy S20 Ultra é cerca de quatro vezes maior em área do que o sensor de 1/4,4 polegada na câmera telefoto do Xiaomi Mi Note 10. A sede por números cada vez maiores nos materiais de divulgação dos celulares é praticamente o mesmo que usar como velocidade máxima de um carro o valor irreal alcançado em queda livre / © Volkswagen, Montagem NextPit Matriz Bayer e outras técnicas para enxergar colorido Voltando para nossa comparação acima com a água da chuva, se colocássemos vezes baldes em um campo aberto, poderíamos determinar a quantidade de chuva caindo com uma "resolução" de 12 megapixels e registrar algum tipo de informação da saturação de água da nuvem passando por cima da região. Entretanto, se um sensor de imagem com 12 megapixels captasse a quantidade de luz com suas por armadilhas de fótons, a foto resultante seria preto e branco — porque medimos apenas a quantidade absoluta de luz. Não podemos distinguir as cores nesse exemplo, assim como um balde não pode distinguir o tamanho das gotas de chuva que caem sobre ele. Então como transformar a foto em preto-e-branco em uma foto colorida? O truque é aplicar uma máscara colorida sobre o sensor, a chamada matriz Bayer ou filtro Bayer. Isto garante que somente a luz vermelha, azul ou verde atinja os pixels. Com a clássica matriz Bayer com layout RGGB, um sensor de 12 megapixels tem então seis milhões de pixels verdes e três milhões de pixels vermelhos e azuis cada um. O olho humano pode distinguir melhor os tons verdes. Assim, os sensores de imagem das câmeras também são melhor posicionados aqui e têm o dobro de pixels verdes do que os pixels azuis ou vermelhos. À direita está uma matriz RYB - aqui os pixels verdes foram trocados por amarelos / © NextPit A fim de gerar uma imagem com doze milhões de pixels RGB a partir destes dados, o processamento da imagem normalmente começa com o desmosaico dos pixels verdes ou interpolação. Usando os pixels vermelhos e azuis ao redor, o algoritmo calcula então — de forma muito simplificada — um valor RGB para cada pixel. Na prática, os algoritmos de interpolação são muito mais inteligentes, por exemplo, para evitar "franjas" coloridas nas bordas dos objetos. O mesmo processamento é aplicado com os pixels vermelhos e azuis, e uma foto colorida vai então para a memória interna do seu celular. Quad Bayer e Tetracell Sejam 48, 64 ou 108 megapixels a maioria dos atuais sensores de altíssima resolução em celulares tem uma coisa em comum enquanto o sensor propriamente dito tem 108 milhões de "baldes de água" ou sensores de luz, o filtro Bayer acima dele tem uma resolução quatro vezes menor. Portanto, há quatro pixels sob cada filtro de cor. Sejam sensores Tetracell da Samsung ou Quad Bayer de outras fornecedoras em cada vez mais sensores de imagem, quatro pixels compartilham um filtro de cor / © NextPit É claro, isso é tudo o que os departamentos de marketing mais gostam para usar nas fichas técnicas. Um sensor de 48 megapixels! 108 megapixels! Três sensores de 64 MP! E quando está escuro, os minúsculos pixels podem ser combinados em superpixels maiores para oferecer fotos noturnas melhores. Paradoxalmente, porém, muitos celulares mais baratos não oferecem nem mesmo a opção de tirar fotos com 48 megapixels — ou até mesmo oferecem uma qualidade de imagem inferior nesse modo em comparação com o modo de 12 megapixels. Em todos os casos que conheço, os celulares também são tão mais lentos ao tirar fotos com resolução máxima, que o aumento moderado na qualidade não vale a pena — especialmente porque 12, 16 ou 27 megapixels são suficientes para o uso diário e não enchem a memória tão rapidamente. A mensagem de marketing de dezenas de megapixels pode ser ignorada. Mas na prática, os sensores de alta resolução costumam também ser maiores — e a qualidade da imagem se beneficia notavelmente disso. O sensor SuperSpectrum da Huawei trocando o verde e amarelo Há ainda algumas técnicas inspiradas na matriz Bayer. A Huawei, como exemplo mais destacado, conta com a chamada matriz RYYB para alguns sensores ver gráfico acima, na qual o espectro de absorção dos pixels verdes é deslocado para o amarelo. Isto tem a vantagem — pelo menos no papel — de que mais luz é absorvida e mais fótons chegam ao sensor no escuro. Os diagramas de eficiência quântica mostram quão sensivelmente diferentes sensores reagem à luz de diferentes comprimentos de onda. No caso do sensor RYYB ou RCCB à direita, o intervalo sob a curva de absorção verde ou amarela, ou seja, a sensibilidade à luz, é significativamente maior. Por outro lado, os pixels amarelos respondem mais à "faixa de frequência vermelha", o que torna mais difícil o desmosaico / © Sociedade de Ciência e Tecnologia de Imagem Por outro lado, os comprimentos de onda medidos pelo sensor não estão mais tão uniformemente distribuídos no espectro e tão claramente separados uns dos outros como em um sensor RGGB — caso da linha verde interrompendo sua queda no espectro de onda vermelha no gráfico acima à direita. A fim de manter uma reprodução de cor precisa, aumentam as exigências sobre os algoritmos, que devem posteriormente interpolar os valores de cor RGB. É impossível prever qual abordagem produzirá as melhores fotos. Neste caso, só os testes práticos e laboratoriais que provam que uma ou outra tecnologia está correta. Leia também Teste cego de câmeras 2021 o NextPit escolhe a melhor câmera de celular! Software da câmera o algoritmo faz a música Finalmente, gostaria de dizer algumas palavras sobre os algoritmos que acabei de mencionar. Especialmente na era da fotografia computacional, o conceito de fotografia está se tornando difuso. Uma imagem formada por doze fotos individuais ainda é realmente uma fotografia no sentido original? Uma coisa é certa a influência dos algoritmos de processamento de imagem é muito maior do que um aumento discreto da área do sensor. Sim, uma diferença de duas vezes a área faz uma grande diferença. Mas um bom algoritmo também compensa muita coisa. A líder global do mercado de sensores, a Sony, é um bom exemplo disso. Embora a maioria dos sensores de imagem pelo menos tecnologicamente venha do Japão, os smartphones Xperia costumam ficar atrás da concorrência em termos de qualidade de imagem. O Japão pode fazer hardware, mas quando se trata de software, os outros estão mais avançados. Duas fotos do Samsung Galaxy S10. À esquerda, foi usada a câmera do Google, à direita, o aplicativo da própria Samsung. O modo HDR do Google é superior ao da Samsung. Não é de admirar que muitas pessoas baixem a câmera do Google / © NextPit E aqui vai outra dica sobre a sensibilidade ISO, que também merece seu próprio artigo por favor, nunca fique impressionado com os números ISO, pois os sensores de imagem em quase todos os casos* têm uma única sensibilidade ISO nativa que é muito raramente encontrada nas fichas técnicas. Os valores ISO que o fotógrafo ou o sistema automático da câmera definem durante o clique real são mais como uma compensação — ou seja, um "controle de brilho". O "comprimento" da escala para este controle de brilho pode ser definido livremente, portanto escrever um valor como "ISO nas especificações faz tanto sentido quanto escrevê-lo na ficha técnica de um VW Golf... Bom, vamos deixar as coisas assim. * Existem na verdade alguns sensores "dual ISO" com duas sensibilidades nativas no mercado de câmeras, por exemplo o Sony IMX689 no Oppo Find X2 Pro, pelo menos é isso que o Oppo diz. Caso contrário, é mais provável que você encontre o que está procurando em câmeras profissionais como a BlackMagic PCC 6K. Autofoco PDAF, 2x2 OCL e outras técnicas Finalmente, um pequeno ponto que está diretamente relacionado ao sensor de imagem o tópico do foco automático. No passado, os celulares determinavam o foco correto usando o foco automático por contraste. Esta é uma detecção lenta e computacionalmente intensiva. A maioria dos sensores de imagem atuais usa o chamado "autofoco por comparação de fases", também conhecido como PDAF phase detect autofocus. Neste caso, são instalados pixels especiais de autofoco no sensor que são divididos em duas metades, comparam as fases da luz incidente e podem usá-los para calcular a distância até o objeto. A desvantagem desta tecnologia é que o sensor de imagem é "cego" nestes pontos — e dependendo do sensor, estes pixels cegos de foco podem afetar até três por cento da superfície do componente. O Oppo Find X2 Pro ajusta o foco incrivelmente rápido no modo de vídeo graças ao sensor OCL 2x2 / © NextPit Apenas um lembrete quanto menor a área, menos luz/água e menor a qualidade de imagem. Além disso, os algoritmos têm que retocar estas imperfeições como seu cérebro faz com o ponto cego. No entanto, há uma abordagem mais elegante que não inutiliza pixels no sensor. Neste caso, as microlentes que já estão presentes no sensor são distribuídas em vários pixels. A Sony, por exemplo, chama isso de 2x2 OCL ou 2x1 OCL, dependendo se as microlentes combinam quatro ou dois pixels. Quatro pixels sob um filtro colorido sob uma microlente a tecnologia OCL 2x2 da Sony transforma todos os pixels em sensores cruzados para foco automático / © Sony Em breve dedicaremos um artigo separado e mais detalhado ao foco automático. O que você procura em uma câmera quando compra um novo celular? E sobre quais tópicos em torno da fotografia com celulares você gostaria de ler a respeito? Aguardo com expectativa seus comentários! Mais artigos sobre câmeras de celulares Guia fotográfico para smartphone para que serve a abertura Câmera do celular sem foco? Saiba como resolver esse problema

  1. Есիռዙտևср аваσխс
  2. Վሣ ωቱοጵ
Erabaru dalam mobile computing telah dilakoni oleh HTC dengan meluncurkan Shift, komputer portable yang cukup powerful untuk menjalankan system operasi Windows Vista® Business, dan dilengkapi dengan sejumlah fungsi menarik lainnya. * Keamanan : Fingerprint sensor * Web Camera : Color CMOS VGA camera untuk videoconferencing * Audio : built
SpesifikasiFiturSpesifikasi Lengkap & FiturSpesifikasiFiturSensor PencitraanAspek Rasio32Jumlah Piksel EfektifSekitar 24,2 megapikselJumlah Piksel totalSekitar 25,0 megapikselTipe SensorSensor CMOS Exmor tipe APS-C 23,5 x 15,6 mmSistem Anti-Debu-Merekam gambar diamUKURAN GAMBAR PIKSEL [43] L 5328 x 4000 21 M, M 3776 x 2832 11 M, S 2656 x 2000 5,3 MUkuran Gambar Piksel [169]L 6000 x 3376 20 M, M 4240 x 2400 10 M, S 3008 x 1688 5,1 MUKURAN GAMBAR PIKSEL [11] L 4000 x 4000 16 M, M 2832 x 2832 8,0 M, S 2000 x 2000 4,0 MEfek Gambar13 tipe Toy Camera Normal / Cool / Warm / Green / Magenta, Pop Color, Posterization Color, B/W, Retro Photo, Soft High-key, Partial Color R/G/B/Y, High Contrast Monochrome, Rich-tone Monochrome, Soft Focus, HDR Painting, Miniature, Watercolor, IllustrationGaya KreatifStandar, Jelas, Portret, Lanskap, Senja, Hitam & Putih, SepiaProfil FotoYa Off / PP1-PP10 Parameter Tingkat hitam, Gamma Film, Gambar Diam, Cine1-4, ITU709, ITU709 [800%], S-Log2, S-Log3, HLG, HLG1-3, Gamma Hitam, Knee, Mode Warna, Saturasi, Fase Warna, Kedalaman Warna, Detail, Salinan, ResetPENAMPILAN KREATIF-Fungsi Dynamic RangeOff, Dynamic Range Optimizer, Auto High Dynamic RangeRuang WarnaStandar sRGB dengan tangga nada warna sYCC dan standar Adobe RGB kompatibel dengan TRILUMINOS Color14bit RAWYaSistem perekaman Gambar diamFormat RekamanJPEG DCF Ver. Exif sesuai MPF Baseline, RAW format Sony ARW Gambar Piksel [32]L 6000 x 4000 24 M, M 4240 x 2832 12 M, S 3008 x 2000 6,0 MMode Kualitas GambarRAW, RAW & JPEG, JPEG Extra fine / Fine / StandardMerekam filmFormat RekamanXAVC SRuang WarnaStandar xvYCC bila dihubungkan melalui kabel HDMI kompatibel dengan TRILUMINOS ColorEfek Gambar7 tipe Toy Camera Normal / Cool / Warm / Green / Magenta, Pop Color, Posterization Warna, B/W, Foto Retro, Soft High-key, Warna Parsial R/G/B/Y, High Contrast MonochromeGaya KreatifStandar, Jelas, Portret, Lanskap, Senja, Hitam & Putih, SepiaProfil FotoYa Off / PP1-PP10 Parameter Tingkat hitam, Gamma Film, Gambar Diam, Cine1-4, ITU709, ITU709 [800%], S-Log2, S-Log3, HLG, HLG1-3, Gamma Hitam, Knee, Mode Warna, Saturasi, Fase Warna, Kedalaman Warna, Detail, Salinan, ResetPENAMPILAN KREATIF-SISTEM REKAMAN FILM XAVC S 4K3840 x 2160 420, 8bit, NTSC Sktr. 30p 100Mbps / 60Mbps, 3840 x 2160 420, 8bit, NTSC Sktr. 24p 100Mbps / 60Mbps, 3840 x 2160 420, 8bit, PAL Sktr. 25p 100Mbps / 60MbpsSISTEM REKAMAN FILM XAVC S HD1920 x 1080 420, 8bit, NTSC Sktr. 120p 100Mbps / 60Mbps, 1920 x 1080 420, 8bit, NTSC Sktr. 60p 50Mbps / 25Mbps, 1920 x 1080 420, 8bit, NTSC Sktr. 30p 50Mbps / 16Mbps, 1920 x 1080 420, 8bit, NTSC Sktr. 24p 50Mbps, 1920 x 1080 420, 8bit, PAL Sktr. 100p 100Mbps / 60Mbps, 1920 x 1080 420, 8bit, PAL Sktr. 50p 50Mbps / 25Mbps, 1920 x 1080 420, 8bit, PAL Sktr. 25p 50Mbps / 16MbpsGERAKAN LAMBAT & CEPAT TINGKAT KECEPATAN PER FRAME PENGAMBILAN GAMBAR Mode NTSC 1fps、2fps、4fps、8fps、15fps、30fps、60fps、120fps / Mode PAL 1fps、2fps、3fps、6fps、12fps、25fps、50fps、100fpsFungsi FilmTampilan Level Audio, Level Rek Audio, Selektor PAL/NTSC, Perekaman Proksi 1280 x 720 Sekitar 9 Mbps, TC/UB, Rana Lambat Otomatis, Gamma Disp. AssistSistem perekaman FilmKOMPRESI VIDEOXAVC S MPEG-4 AVC/ REKAMAN AUDIOXAVC S LPCM 2chSistem PerekamanTautan Informasi Lokasi dari smartphoneYaMediaMemory Stick PRO Duo, Memory Stick PRO-HG Duo, Memory Stick Micro M2, kartu memori SD, kartu memori SDHC sesuai UHS-I, kartu memori SDXC sesuai UHS-I, kartu memori microSD, kartu memori microSDHC, kartu memori microSDXCSlot Kartu MemoriMulti slot untuk Memory Stick Duo / SD memory cardPereduksi bisingPengurangan NoisePencahayaan jauh NR On/Off, tersedia pada kecepatan rana lebih dari 1 dtk, NR ISO Tinggi Normal / Rendah / MatiKeseimbangan putihMode Keseimbangan PutihAuto / Daylight / Shade / Cloudy / Incandescent / Fluorescent / Flash / Underwater / Color Temperature 2500 hingga 9900 K & filter warna / CustomFokusTipe FokusFast Hybrid AF AF deteksi fase / AF deteksi kontrasSensor FokusSensor CMOS ExmorTitik Fokus425 titik AF deteksi fase / 425 titik AF deteksi kontrasRentang Sensitivitas FokusEV-3 hingga EV20 ekuivalen ISO100 dengan lensa terpasangMode FokusAF-A Automatic AF, AF-S Single-shot AF, AF-C Continuous AF, DMF Direct Manual Focus, Manual FocusBidang FokusWide / Zone / Center / Flexible Spot / Expanded Flexible Spot / TrackingEYE AF / AF PENGENALAN SUBJEK[Gambar diam] Manusia Pilihan Mata Kanan/Kiri / Hewan, [Film] Manusia Pilihan Mata Kanan/Kiri / HewanFitur LainnyaPenyesuaian mikro AF, Dijual terpisah dengan LA-EA2 atau LA-EA4, Kontrol prediktif, Pengunci fokus, Kecepatan Transisi AF Film, AF Subj. Sensitivitas Geser FilmIluminator AF-Tipe Fokus dengan LA-EA3 Dijual terpisahdeteksi fasePencahayaanSensor PengukuranSensor CMOS ExmorSensitivitas PengukuranEV-2 hingga EV20 ekuivalen ISO100 dengan lensa terpasangMode PengukuranMulti-segment, Center-weighted, Spot, Entire Screen Avg., HighlightKompensasi Pencahayaan+/- Langkah 1/3 EV, 1/2 EV dapat dipilihBracketing PencahayaanBraket Kon., Braket Tunggal, 3/5 bingkai dapat dipilih. Cahaya sekitar, Cahaya flashKunci AEYAMode PencahayaanAUTO iAuto/Superior Auto, Programmed AE P, Prioritas apertur A, Prioritas kecepatan rana S, Manual M, Film iAuto, Programmed AE P / Prioritas apertur A / Prioritas kecepatan rana S / Manual M, Gerakan Lambat & Cepat Programmed AE P / Prioritas apertur A / Prioritas kecepatan rana S / Manual M, Sweep Panorama, Pilihan AdeganSensitivitas ISO [Gambar diam] ISO 100-32000 angka ISO dimulai dari ISO 50 hingga ISO 51200 dapat diatur sebagai rentang ISO diperluas., AUTO ISO 100-6400, batas bawah dan batas atas dapat dipilih, [Film] ekuivalen dengan ISO 100-32000, AUTO ISO 100-6400, batas bawah dan batas atas dapat dipilihPengambilan Gambar AdeganPotret, Kegiatan Olahraga, Makro, Lanskap, Senja, Malam, Twilight Genggam, Potret Malam, Anti Motion BlurPencahayaanTipe PengukuranMetering evaluatif 1200 zonaJendela bidikLayar LCDTipe Monitor7,5 cm tipe tipe TFTJumlah Titik921 600 dotPanel SentuhYa Fokus sentuh / Pelacakan sentuh / Rana sentuhKontrol KecerahanManual 5 tahapan antara -2 dan +2, mode Sunny WeatherSudut yang Dapat DisesuaikanSudut Buka Sktr. 176 derajat, Sudut Rotasi Sktr. 270 FokusYa, Pembesar Fokus 5,9x, 11,7xPanel AtasFitur LainnyaFitur VlogProduct Showcase Set, Background DefocusPlayMemories Camera Apps™-Clear Image Zoom[Gambar diam] Sekitar 2x, [Film] Sekitar 1,5x 4K, Sekitar 2x HDZoom DigitalZoom pintar Gambar diamM Sekitar 1,4x, S Zoom digital sekitar 2x Gambar diamL sekitar 4x, M Sekitar 5,7x, S Sekitar 8x, Zoom digital Film Sekitar 4xDeteksi WajahPrioritas Wajah/Mata dalam AF, Prioritas Wajah dalam Multi Metering, Daftar Prioritas WajahTimer mandiri SelfieYaLainnyaPerekaman interval, Timer Potret, Bright Monitoring, Panduan bantuanRanaTipeTipe terkendali elektronik, melintang vertikal, bidang fokusTipe RanaRana mekanik/Rana elektronikKecepatan Rana[Gambar diam]1/4000 hingga 30 dtk, Bulb, [Film] 1/4000 hingga 1/4 tahapan 1/3, hingga 1/60 dalam mode AUTO hingga 1/30 dalam mode Rana lambat otomatisSinkronisasi Flash Kecepatan1/160 sRana Tirai Depan ElektronikYa AKTIF/NONAKTIFSilent ShootingYa AKTIF/NONAKTIFStabilisasi GambarTipe[Gambar diam] Stabilisasi gambar didukung pada lensa, [Film] Stabilisasi gambar didukung pada lensa Mode Standar / Elektronik Mode AktifKontrol FlashTipe-No. Panduan-Cakupan Flash-KontrolTTL Pra-flashKompensasi Flash+/- EV dapat beralih antara step EV 1/3 dan 1/2Mode FlashFlash off, Autoflash, Fill-flash, Slow Sync., Rear Sync., Pengontrol nirkabel, Sink kecepatan tinggiWaktu Daur Ulang-Kompatibilitas Flash EksternalSony α System Flash kompatibel dengan Dudukan Multi Antarmuka, pasang adaptor dudukan untuk flash yang kompatibel dengan dudukan aksesori penguncian otomatisKunci Level FEYaKontrol NirkabelYa Sinyal cahaya Tersedia dengan Fill-flash, Slow Sync., Hi-speed sync. / Sinyal radio Tersedia dengan Fill-flash, Rear Sync., Slow Sync., Hi-speed sync.DriveMode DrivePengambilan gambar Tunggal, Pengambilan gambar kontinu Hi+/Hi/Mid/Lo dapat dipilih, Self-timer, Self-timer Lanjutan, BraketTunggal, BraketKon., braket Keseimbangan Putih, braket DROKecepatan Drive Kontinu sekitar maks.Bidikan kontinu Hi+ 11 fps, Hi 8 fps, Mid 6 fps, Lo 3 fpsJml. frame yang dapat direkam perkiraanJPEG Extra fine L 99 frame, JPEG Fine L 116 frame, JPEG Standard L 137 frame, RAW 46 frame, RAW & JPG 45 frameTimer MandiriPenundaan 10 dtk / penundaan 5 dtk / penundaan 2 dtk / Self-timer kontinu / Bracketing self-timerPixel Shift Multi Shooting-PemutaranModeTunggal dengan atau tanpa informasi pengambilan gambar histogram Y RGB & peringatan sorotan/bayangan, Tampilan indeks, Mode tampilan diperbesar L 18,8x, M 13,3x, S 9,4x, Panorama Standar 25,6x, Panorama Lebar 38,8x, Review Otomatis, Orientasi gambar, Slideshow, Scrolling Panorama, Pilihan folder Tanggal / Gambar diam / XAVC S HD / XAVC S 4K, Proteksi, Rating, Tampilkan sebagai GrupCetakStandar yang KompatibelExif Print, Print Image Matching III, setelan DPOFFungsi kustomTipeSetelan tombol khusus, Setelan Dapat Diprogram Bodi 1 set /kartu memori 4 set, My MenuKompensasi LensaPengaturanPeripheral Shading, Chromatic Aberration, DistortionDayaBaterai yang disertakanSatu paket baterai isi ulang NP-FW50Masa Pakai Baterai FotoSekitar 440 gambar monitor LCD standar CIPAMasa Pakai Baterai Film, perekaman nyataSekitar 80 mnt monitor LCD standar CIPAMasa Pakai Baterai Film, perekaman kontinuSekitar 125 mnt monitor LCD standar CIPAPengisian Daya Baterai InternalYaDaya EksternalAC Adaptor AC-PW20 dijual terpisahKonsumsi daya dengan Layar LCD[Gambar diam] Sekitar 2,0 W dengan lensa E PZ 16-50 mm OSS terpasang, [Film] Sekitar 3,5 W dengan lensa E PZ 16-50 mm OSS terpasangSuplai daya USBYaAntarmukaAntarmuka PCPenyimpanan massal / MTPMulti/Mikro USB Terminal-BluetoothYa Bluetooth Standar Ver. 2,4 GHz bandDudukan Multi AntarmukaYa dengan Antarmuka Digital AudioTerminal MikrofonYa Jack mini stereo 3,5 mmTerminal Sinkronisasi-Terminal HeadphoneYa Jack mini stereo 3,5 mmKonektor Grip Vertikal-Terminal LAN-FUNGSILihat di Smartphone, Remote control via Smartphone, PC Remote, BRAVIA Sync Kontrol untuk HDMI, PhotoTV HDUkuran & BeratBerat dengan baterai dan kartu memori terpasangSekitar 343 g. Sekitar 12,1 ozDimensi P x L x TSekitar 115,2 x 64,2 x 44,8 mm DARI PEGANGAN KE MONITOR, Sekitar 4 5/8 x 2 5/8 x 1 13/16 inci, DARI PEGANGAN KE MONITORAudioLainnyaSuhu Pengoperasian0 - 40 ℃ / 32 - 104 °FPilihan WarnaYang Ada Dalam KotakSELP1650, Baterai Isi Ulang NP-FW50, Adaptor AC, Tali bahu, kabel USB-A ke USB-C USB Pelindung Angin, Adaptor Pelindung Angin, Tutup lensa, Kabel dayaFiturPilih cara Anda melihat dunia, dan pilih lensa yang sesuai dengan gaya AndaPilih lensa yang tepat dari jajaran produk lensa E-mount Sony yang lengkap, dan bawa vlog Anda ke tingkatan berikutnya dengan gambar yang unik dan memukau. Masukkan pemandangan latar ke skrip Anda dengan lensa sudut lebar, atau buat subjek yang menarik perhatian penonton menggunakan lensa dengan panjang fokus tetap dengan latar belakang blur yang penuh sentuhan seni. Ambil gambar lebih dekat dengan lensa makro atau tangkap pemandangan jauh dengan lensa gambar format besar untuk gambar kualitas profesionalGambar impresif ZV-E10 merupakan hasil dari sensor gambar APS-C berukuran bersar pada kamera. Dibandingkan kamera smartphone, sensor gambar pada ZV-E10 lebih besar sepuluh kali, menghasilkan gambar indah yang terlihat profesional dengan resolusi tinggi dan detail kompleks. [1]APS-C [2] tipe [3] tipe 1/ cahaya yang efisien untuk gambar kualitas tinggi dengan noise minimalSensor gambar format besar ZV-E10 didesain untuk memaksimalkan pengumpulan cahaya, menghasilkan film 4K dengan gambar kualitas tinggi dan sedikit noise, bahkan ketika Anda merekam di tempat 4K dengan oversampling untuk detail lebih besarPerekaman video 4K internal kamera dilakukan menggunakan pembacaan piksel penuh dari sensor, memungkinkan pengumpulan data sekitar 2,4 kali lebih banyak dari yang diperlukan untuk 4K setara sekitar 6K. Oversampling ini berarti bahwa rekaman film yang dihasilkan mempunyai data visual lebih banyak yang dipadatkan ke setiap bingkai, menghasilkan citra video yang sangat detail. A Informasi yang 2,4 kali lebih banyakDidesain untuk kemudahan pengambilan selfie dan vlogDengan berat hanya 364 gram 12,8 oz, ZV-E10 siap dibawa ke mana pun Anda siap membuat vlog. Layar LCD vari-angle yang membuka ke samping memudahkan Anda melakukan selfie dan memeriksa bingkai, bahkan ketika Anda membidik dari posisi tinggi atau rendah, dan pegangan ergonomis didesain agar aman dan stabil seketika ke tombol kontrolKetika merekam sesi vlog, tentu Anda tidak ingin kesulitan mencari tombol. Dengan ZV-E10, Anda dapat mengakses tombol MOVIE di bagian atas untuk akses cepat. Tersedia juga tuas zoom yang praktis, dan tombol Still/Movie/S&Q yang memudahkan Anda beralih antara mode gambar diam, video normal, dan Gerakan Lambat & dari kegagalan perekamanZV-E10 menunjukkan sekilas apakah Anda sedang merekam atau tidak. Lampu perekaman di bagian depan kamera menyala merah, dan monitor LCD juga menampilkan bingkai merah tebal, sehingga Anda tahu bahwa perekaman sedang otomatis yang cepat dan presisiBahkan subjek yang bergerak cepat tetap dalam fokus berkat sistem Fast Hybrid AF pada ZV-E10. Dengan 425 titik deteksi fase yang mencakup sekitar 84% area gambar pada sensor, cakupan luas dan penempatan titik AF yang padat membantu menangkap subjek yang sulit difokuskan secara urusan fokus, serahkan pada Pelacakan Real-timePelacakan Real-time yang didukung AI pada ZV-E10 dapat digunakan secara intuitif. Cukup sentuh monitor untuk menunjukkan subjek yang ingin difokuskan dan Pelacakan Real-time akan menananganinya, menjaga subjek tetap dalam kamera berfokus pada AndaDengan ZV-E10, Anda dapat berkonsentrasi menciptakan aspek vlogging yang lebih kreatif. Fitur Eye AF pada kamera menggunakan algoritme deteksi canggih untuk mengenali dan melacak mata subjek dengan cepat dan akurat, menjaga fokus pada mata fokus yang presisi untuk ulasan produk yang lancarHanya dengan menekan tombol, Anda dapat mengaktifkan Product Showcase Setting pada ZV-E10, ideal untuk video ulasan produk. Dengan mengaktifkan setelan ini, ketika Anda memegang sebuah produk di depan kamera, fokus akan diarahkan ke objek tersebut secara otomatis, lalu kembali ke wajah Anda setelah produk Anda pindahkan dari bingkai. Setelan ini tersedia bahkan ketika stabilisasi gambar kontrol blur latar belakangTidak memerlukan pengaturan manual yang rumit – cukup tekan sebuah tombol untuk mengaktifkan dan mematikan blur latar belakang bokeh. Tombol ini untuk memilih antara latar belakang kaya bokeh yang blur dan latar belakang dengan fokus jernih, tak perlu melalui setelan yang kulit terlihat naturalZV-E10 didesain untuk menghasilkan rona kulit yang terlihat natural dan sehat untuk siapa saja tanpa pengeditan ekstra. Berkat penyetelan warna natural pada ZV-E10, kamera ini mengatur tampilan kulit secara kulit yang halus dan lembutZV-E10 dilengkapi Soft Skin Effect untuk memperhalus tampilan kulit Anda. Fitur ini didesain untuk memperhalus kulit tanpa kehilangan ketajaman di area mata dan mulut. Anda dapat memilih dari empat level dari "nonaktif" hingga "tinggi" untuk menentukan level dari efek ini, tergantung preferensi selalu terjaga ke mana pun Anda bergerakBahkan ketika kondisi pencahayaan berubah mendadak, ZV-E10 memastikan bahwa Anda selalu mendapatkan cahaya cerah. Dari sinar matahari langsung dan cahaya latar hingga bayangan dan sudut ruangan yang redup, kamera dapat mendeteksi wajah subjek dan menangani perubahan kecerahan secara otomatis, menjalankan penyesuaian pencahayaan yang cepat untuk yang halus dan stabil bahkan ketika berjalanZV-E10 membantu menjaga kehalusan dan stabilitas ketika Anda bergerak. Stabilisasi gambar elektronik Mode Aktif menghasilkan rekaman video yang stabil dengan guncangan dan blur minimal selama perekaman dengan tangan, dan fitur ini tersedia bahkan ketika Product Showcase Setting dapat dipercepat dan diperlambat dengan mudahMode Gerakan Lambat & Cepat merekam video hingga 5x lebih lambat atau hingga 60x lebih cepat dari kecepatan sebenarnya. Anda dapat merekam hingga 50 Mbps dengan kamera full HD, dan semua ini dilakukan pada kamera, sehingga Anda tidak perlu melakukan pengeditan apa pun di PC. Anda juga dapat melakukan perekaman full HD kecepatan tinggi pada 120 fps untuk membuat rangkaian gerakan lambat resolusi tinggi dalam untuk perekaman suara yang jernihDilengkapi Mikrofon Terarah 3-Kapsul internal, ZV-E10 merekam suara dengan jernih meski di tempat ramai. Mikrofon dioptimalkan untuk menangkap suara di depan kamera dengan lebih sedikit suara sekitar yang mengganggu, sempurna untuk jernih, bahkan di luar ruanganZV-E10 dilengkapi pelindung angin, sehingga Anda dapat merekam dengan tenang ketika di luar ruangan. Pelindung angin yang disertakan dapat dipasang dengan mudah pada Dudukan Multi Interface MI untuk mengurangi noise dalam kondisi kualitas audio yang lebih tinggi lagiBerbeda dengan transmisi audio analog konvensional, Anda tak perlu mencemaskan gangguan sinyal kabel. Cukup pasangkan ZV-E10 dengan mikrofon Sony yang mendukung Antarmuka Audio Digital via Dudukan MI untuk audio digital yang jernih dan rendah noise. Atau, Anda dapat menghubungkan mikrofon favorit via jack mikrofon pada kamera untuk audio yang lebih memantau suaraPastikan Anda mendapatkan stream audio yang benar-benar Anda harapkan. ZV-E10 dilengkapi output headphone standar 3,5 mm, sehingga Anda dapat menghubungkan beberapa headphone untuk memonitor apakah audio direkam dengan opsional untuk kemudahan pengoperasian satu tanganPegangan berkemampuan Bluetooth GP-VPT2BT dijual terpisah memudahkan kontrol perekaman dan kontrol zoom tanpa kabel beserta tombol kustom. Pengoperasian z dan rekaman dapat diakses untuk pengambilan satu tangan, dan Tombol Bokeh juga dialokasikan secara default ke sebuah tombol yang mudah dijangkau dengan satu vertikal tanpa kesulitanFilm yang diambil dalam orientasi vertikal dapat dilihat dengan cara yang sama di PC atau smartphone, berkat metadata yang direkam oleh kamera. Tak perlu memutar video secara manual, sehingga memudahkan Anda dalam membagikan hasil karya Anda di media ke smartphone untuk berbagi dengan cepatZV-E10 memudahkan berbagi film 4K dan gambar diam setelah pengambilan. Bahkan ketika kamera dimatikan, gambar dapat terus ditransfer tanpa kabel dari kamera ke smartphone, untuk dibagikan segera setelah Anda film dari smartphoneRekaman film yang diambil dengan kamera ini mudah diedit di smartphone menggunakan add-on Movie Edit dari aplikasi Imaging Edge™ Mobile. Fitur stabilisasi gambar menggunakan data sensor gyro kamera untuk memperhalus video dan mengurangi guncangan kamera. Terdapat juga fitur pembingkaian pintar yang menggunakan data kamera agar Anda dapat memangkas video dan mengubah aspek rasio, sambil tetap memastikan subjek berada di dalam efek khusus pada kameraAnda dapat mengubah warna untuk menciptakan beragam efek artistik. Cukup ubah setelan Creative Style, atau pilih dari tujuh efek visual berbeda menggunakan mode Efek Gambar, tanpa proses tambahan kontrol atas rona warna dengan dukungan S-Log3Jika ingin lebih fleksibel dalam mengatur warna selama pasca-produksi, Anda akan menikmati dukungan ZV-E10 untuk S-Log3, standar untuk memaksimalkan performa sensor pada kamera profesional. S-Log3 memungkinkan rentang dinamis lebar, yang memberi Anda lebih banyak data visual yang diperlukan agar lebih leluasa mengontrol warna selama pengeditan pasca-produksi di film 4K HDR dengan warna nyataWarna natural yang terlihat realistis dalam film 4K HDR dapat dicapai tanpa pasca-produksi atau grading warna, berkat dukungan kamera untuk merekam film 4K HDR High Dynamic Range menggunakan profil gambar HLG transisi ketika Anda mengalihkan fokusKetika mengalihkan fokus dari satu subjek ke yang lain, Anda akan menikmati kontrol kehalusan atas Kecepatan Transisi AF. Kecepatan transisi mengontrol kebutuhan untuk transisi cepat atau transisi yang lebih bertahap, dengan tujuh level berbeda yang film time-lapseDengan mode pengambilan gambar interval ZV-E10, Anda dapat membuat film time-lapse yang menggugah dari gambar diam. Interval pengambilan gambar dapat diatur dari 1-60 detik antar bidikan, dengan kemungkinan hingga gambar. Di kamera, Anda dapat melihat pratinjau film ketika sudah jadi, lalu menggunakan Imaging Edge Desktop Sony di PC untuk menyelesaikan rekaman film live-stream mudahDengan satu kabel, ZV-E10 dapat digunakan sebagai alat komunikasi online, dengan memanfaatkan sensor besar dan mikrofon tertanam. Untuk menggunakan ZV-E10 sebagai kamera eksternal, sambungkan ke PC atau smartphone Sony Xperia™ via koneksi kabel USB Type-C. Anda dapat mengalokasikan mode USB Streaming pada tombol khusus untuk streaming dengan sesi pengambilan gambar yang panjang tanpa mencemaskan bateraiKetika mengambil gambar di luar ruang atau di mana saja yang tidak terdapat suplai daya, Anda dapat mengandalkan baterai kamera hingga 125 menit pengambilan gambar film terus-menerus atau hingga 440 gambar diam. Kamera juga mendukung daya eksternal melalui konektor USB Type-C, sehingga baterai mobile eksternal dapat menambah durasi perekaman ke daya AC ketika Anda perlu merekam lebih lamaKetika melakukan live-streaming atau pengambilan gambar dalam ruangan yang lama di mana terdapat suplai daya AC, Anda dapat menggunakan adaptor AC seperti AC-PW20AM dijual terpisah dan tak perlu mencemaskan kehabisan daya fungsi stabilisasi gambar dan pengeditanMetadata guncangan kamera dicatat dalam gyro bawaan, sehingga rekaman film genggam dapat disempurnakan saat pascaproduksi. Aplikasi desktop Catalyst Browse / Catalyst Prepare Sony mempermudah Anda menyeimbangkan tingkat pemangkasan gambar dan kompensasi guncangan otomatis. Selain itu, Catalyst bisa memaksimalkan penggunaan rekaman data rotasi Edge DesktopTMTingkatkan pembuatan film dan fotografi gambar diam dengan aplikasi Imaging Edge Desktop. Gunakan "Remote" untuk mengontrol & memantau pengambilan gambar di layar PC; "Viewer" untuk mempratinjau, menilai, dan memilih foto dari pustaka gambar melimpah; dan "Edit" untuk mengolah data RAW jadi foto berkualitas tinggi. Dapatkan yang terbaik dari file RAW Sony, dan kelola produksi secara lebih Edge Desktop selengkapnyaBerfungsi dgn iMovie dan Final Cut Pro XProduk ini kompatibel dengan Final Cut Pro X dan iMovie. edYf.
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/121
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/494
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/197
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/80
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/80
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/104
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/103
  • iwaw3ufrc1.pages.dev/371
  • sensor cmos pada kamera smartphone